Cerita Masa SMP

FLASBACK
                   Siapa sih yang nggak kenal dan nggak tau sama awan? Itu loh, sekumpulan tetesan air  atau Kristal-kristal es di dalam atmosfer yang  terjadi karena pengembunan atau pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh sampai akhirnya mempunyai macam-macam bentuk yang kalau kita lihat dari bumi bewarna putih dan yang selalu setia menemani langit setiap saat. Coba deh, sesekali  Ketika kalian berjalan,  kalian dongakkan kepala kalian keatas dan lihatlah langit, pasti kalian akan melihat awan-awan yang berarak mengikuti langkah kalian dan ketika kalian menginginkan awan –awan itu berhenti  mengikuti langkah kalian pasti tak akan pernah bisa. Semakin cepat kalian berjalan, semakin cepat pula awan-awan itu mengikuti kalian, dan semakin lambat kalian berjalan maka semakin lambat pula awan itu mengikuti langkah kalian.
            Sama seperti terkenalnya keberadaan awan dilangit, seperti itulah terkenalnya keberadaan  gue di lingkungan sekolah maupun rumah. Siapa sih yang nggak kenal sama gue? Hampir semua orang ketika ditanya “kenal nggak sama Awan?” pasti mereka semua menjawab “ooh… Awan si playboy itu ya? Kenal lah, siapa sih yang nggak kenal sama si Awan.” Pasti itu jawaban orang-orang yang ketika ditanyai tentang gue. Sekarang terbukti kan kalau gue emang benar-benar terkenal???. Tapi gue beda loh sama awan yang ada di langit. Kalau awan yang dilangit mengikuti orang-orang yang jalan di bumi, tapi kalau gue, gue yang ngikuti awan karena gue termasuk orang yang jalan di bumi.  Tapi yang jelas Awan yang ada di bumi sama awan yang di langit sama-sama terkenalnya.
            Menjadi seorang playboy membuat gue jadi dikenal oleh banyak orang.  Sebenarnya gue nggak ada niat sama sekali untuk menjadi cowok playboy.  gue , dulunya adalah seorang cowok yang lugu,cupu,dan kuper. Tapi, semenjak beralih dari masa SMP ke SMA, kehidupan gue bisa dibilang berubah 900 atau malah sampai 3600. Eits, kalau berubah 3600 pasti semuanya berubah dong dari ujung kaki sampai ujung kepala, dari isi hati sampai isi jantung, dari sikap sampai perilaku, tapi kalau yang berubah dari gue  cuma penampilan dan sikap gue sih, artinya nggak nyampai 3600 perubahan gue, kira-kira 900 aja deh perubahan gue. Hehe.
                        Sejak kelas 1 SMP, gue punya hobi bermain music tapi hanya sedikit artinya gue main music hanya sekedar hobi doang nggak lebih dari itu, gue bermain music dengan dua teman sekelas gue yang namanya Yohan dan Nathan. Bakat Yohan dan Nathan bermain music sudah tidak diragukan lagi, kehebatan mereka dalam bermain music membuat gue semakin ingin bermain music tanpa hanya sekedar hobi saja. Naik ke kelas 2 SMP, gue semakin sering bermain music dan gue semakin mencintai dunia music. Hampir semua jenis music gue suka, mulai dari jenis art music, music klasik yang merujuk pada gaya klasik Eropa, music popular yang bergenre Jazz, Blues, Funk, Rock, Ragge, Hip hop, Pop, sampai ke jenis music yang tradisional dan dangdut pun gue juga suka. 
            Gue, Yohan, Udar, dan Omy mencoba untuk mengikuti acara-acara festival band yang ada Kota kami. Sebagai pemula dalam bermain music, kami sangat bangga dengan bakat kami dalam bermain music, dan kami semakin percaya diri, Walaupun kami gak pernah mendapatkan juara. hihihii,, tapi dengan itu kami jadi keseringan mengikuti acara-acara  festival band. Setelah pulang sekolah, kami ngerantal di studio untuk ngeband, kami semakin bersemangat untuk mendalami hobi kami bermain music, kebiasaan ini berlangsung sampai kami naik kekelas 3 SMP. Sebagai personil band, gue termasuk yang orang yang suka belajar memainkan alat music apa saja, alhasil gue bisa memaikan beberapa alat music  saja mulai dari suling, melodi, gitar, bass, drum, dan keyboard. Tapi, gue paling anti kalau misalnya harus jadi vocalist dan dalam sejarah gue bermain music, gue nggak akan pernah mau yang namanya jadi vocalist. Bukan karena suara gue yang fals, suara gue cukup merdu dan bagus untuk menyanyi tapi entahlah  gue juga nggak tau kenapa gue nggak mau jadi vocalist. belum PD kali :D
            Perjalanan romansa cinta gue di SMP semulus jalan yang baru di aspal dan cinta gue pun begitu bersemi seperti berseminya bunga mawar melati yang disiram setiap hari. Pacar pertama gue namanya Niri , dia adalah ketua OSIS di SMP gue. mungkin dia pacar pertama gue, makanya gue sayang banget sama dia. Padahal waktu gue pacaran sama dia, gue benar-benar nggak tau arti cinta yang sebenarnya itu apa. Mungkin lebih tepatnya cinta gue sama dia adalah sebatas cinta monyet belaka yang artinya cinta karena telah memasuki masa pubertas yaitu mulai adanya ketertarikan dan menyukai teman lawan jenis dan itu adalah hal yang sangat wajar yang terjadi dengan remaja-remaja belasan tahun di Indonesia.
              Gue mulai menyukai Niri sejak gue duduk di bangku SMP kelas 1 dan saat itu gue masih sangat cupu. Niat untuk PDKT sama Niri  pasti ada, tapi karena masih malu-malu kecoa, gue nggak berani untuk mendekati dia dan gue lebih memilih untuk menyembunyikan perasaan gue seperti kecoa yang hobinya sembunyi-sembunyi. Gue hanya bisa mengagumi dia, cuma bisa ngeliatin dia dari jauh tanpa dia tau, cuma bisa manggil namanya dan menyapa “Hai”  dari dalam hati ketika dia lewat dihadapan gue. Gue nggak ada bakat untuk kepo-in dia bahkan untuk mendekatinya dengan cara yang paling norak sejagat raya pun seperti surat menyurat  gue nggak ada keberanian. Bayangin parahnya rasa malu gue waktu awal-awal masuk SMP.
            Gue berhasil mengungkapkan isi hati gue ke Niri ketika gue duduk dibangku kelas 3 SMP. Awal mulanya gue medekati dia adalah gara-gara facebook. Waktu itu facebook lagi boomig-boomingnya, apalagi waktu itu kami diwajibkan untuk membuat akun facebook untuk nilai praktek dari pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) karena itu termasuk dalam materi pelajaran TIK. Sepulang sekolah, gue dan teman-teman gue sering pergi ke warung internet (warnet) yang ada di seberang sekolah kami. Ternyata di warnet itu juga ada Niri, saat itu dia sedang kesulitan untuk membuat akun facebook, sebenarnya gue pingin banget mau bantuin dia untuk membuat akun facebook, tapi gue masih rada-rada malu waktu itu akhirnya teman gue yang membuatkan akun facebook Niri.  Saat itu juga gue berhasil membuka mulut gue untuk ngomong ke dia kalau gue mau tukaran nomor handphone sama dia. Dia cewek yang ramah dan welcome untuk berteman dengan siapa saja, sehingga dia mau memberikan nomor handphone nya dengan gue. gue merasa hari itu bahagia banget, sepertiya lope-lope di udara sedang berterbangan disekitar gue dan ada lope-lope berwarna pink dimata gue yang nongol-nongol   ketika berbicara dengannya serta dilengkapi dewa neptunus yang memanahkan panah asmaranya tepat di hati gue membuat gue jadi kasmaran enggak karuan.
            Malam harinya, gue memulai misi PDKT dengan Niri. Gue menyapanya lewat sms, malam itu gue sukses sms sama dia, banyak banget yang kita bahas waktu itu, karena tergilanya gue dengan Niri sampai-sampai balasan dari sms nya itu gue koleksi dan gue simpan di folder pesan tersimpan yang ada di handphone gue. Di mata gue, Niri adalah cewek yang perfect. Selain cantik, dia juga pintar, nggak sombong, mudah tersenyum, baik hati, de el el, dan juga dia banyak ditaksir oleh cowok-cowok di sekolah gue.  Semakin hari gue semakin sering sms-in dia, gue juga sering chattingan sama dia lewat facebook, dan gue pun semakin dekat dengan dia. Gue sebenarnya mau ngungkapin isi hati gue ke dia di hari ulang tahunnya, tapi karena gue belum siap mental dan fisik akhirnya gue menyatakan perasaan gue tepat setelah hari ulang tahunnya yaitu pada tanggal 30 september 2009 itu pun lewat sms, bukan karena gue nggak gentleman tapi karena gue??? Ya begitulah, hehe. Gue yakin dengan sepenuh hati kalau Niri bakalan nerima cinta gue, tapi gue juga takut kalau dia nolak cinta gue. Gue berdo’a terus supaya dia menerima cinta gue sebelum akhirnya dia membalas sms gue dan  mengatakan “Ya, gue mau jadi cewek lo” gue nggak berhenti-berhenti berdo’a.
            Ternyata Allah mendengarkan do’a gue dan mengabulkan permintaaan gue. Gue membaca sms Niri yang bis gue simpulkan dan artikan kalau Niri menerima gue jadi pacarnya. Hari itu dunia serasa hanya milik gue sama Niri. Akhirnya cewek yang selama ini gue taksir kurang lebih hampir 2 tahun bisa jadi pacar pertama gue. Bahagia gue hari itu nggak ketulungan lagi pokoknya bahagia…. Banget. Rasanya gue mau teriak “ nyak….. babe… akhirnya Niri jadi pacar gue…!!!”. Tapi niat itu gue kubur dalam-dalam soalnya kalau  gue benar-benar teriak yang ada gue dibilang gila dan daun telinga gue di tarik dua-duanya sama nyokap bokap gue yang malam itu sedang menonton televisi. Untungnya gue bisa mengendalikan emosi kebahagiaan gue dan gue memilih untuk teriak-teriak kegirangan di dalam hati saja.
            Semenjak gue jadian dengan Niri, gue mulai merasakan warna-warni kehidupan dan berbagai rasa kehidupan. Gue jadi sering ngajakin dia pergi jalan-jalan. Gue sering ngajakin dia makan bareng , ngerjain PR bareng jalan-jalan sore disekitar kota dimana gue tinggal, dan juga sering ngajakin dia main kerumah gue begitu pun juga gue yang sering main kerumahnya. Nyokap sama bokap gue tahu kalau gue pacaran sama Niri dan mereka tidak keberatan kalau gue pacaran sama Niri begitu pula dengan nyokap bokapnya Niri yang setuju-setuju saja dengan hubungan gue dengan Niri. Ya, mungkin karena nyokap bokap kita juga pernah muda makanya mereka nggak mau ngelarang anak-anaknya untuk pacaran asalkan dengan catatan kalau pacaran itu sewajarnya saja. Kalau gue sih pacaran yang wajar-wajar nya saja, karena pemikiran gue masih panjang banget, dan gue punya masa depan yang harus gue wujudkan karena gue mau jadi orang yang berguna untuk diri sendiri, kedua orang tua, keluarga, sahabat-sahabat gue, orang lain disekitar gue, untuk agama, nusa maupun bangsa. Gue enggak mau kehadiran gue didunia ini sia-sia dan enggak berguna.
            Seperti hari-hari kemarin, sepulang sekolah gue biasanya ngeband di sudio music dekat sekolah, selama dalam perjalanan mau ke studio, gue udah enggak sabar mau cepat-cepat sampai di studio karena gue mau ngabarin berita jadian gue dengan Niri sama teman-teman gue yaitu Yohan, Nathan, Ape, Omy dan Aji. Sesampainya di studio, gue langsung mengambil gitar dan memainkannya dengan penuh antusias. “Lo abis kesambet setan apaan Wan?” tanya Ape yang sedang memainkan stick drumnya. “Nggak tau nih anak tiba-tiba jadi kayak orang yang lagi kasmaran aja.” Sambung Nathan yang masih sibuk memainkan handphonenya, sedangkan Yohan, Omy dan Aji sibuk sendiri dengan alat-alat band yang ada di studio. “Gue habis kemasukan jin cinta Pe, gue diajak terbang oleh dewi cinta yang cantik jelita dan akhirnya gue merasakan sebuah cinta” jawab gue mencla mencle ngalor ngidul. “Lo jatuh cinta sama siapa  Wan?” tanya Nathan penasaran. “Gue bukan Cuma sekedar jatuh cinta Than, malah cinta gue udah di terima oleh dewi cinta gue” gue menaikkan satu alis gue dan melemparkan pandangan ke semua temen-temen gue. “ya siapa orang yang lo maksud Wan?” kali ini Omy mulai tertarik dengan perbincangan gue, Nathan dan juga Ape. “Niri, gue jadian sama Niri” jawab gue santai dan senyum-senyum. “ Ha!!! Niri?? Loe jadian sama Niri yang ketua OSIS itu?” sambung Yohan dan Aji yang hari itu menjadi kompak bicaranya dan juga ekspresinya ketika mendengar siapa cewek yang menjadi pacar gue sedangkan Omi dan Nathan tiba-tiba melongo mandangin gue dan Nathan tiba-tiba berhenti memainkan handphonenya dan memasang muka sedikit tak percaya dan bilang  “Serius lo Wan? Wah kamu Wan Gila…”. “Yang deketin Niri kan Banyak wan, kok bisa-bisanya kamu yang jadi pacarnya?” kata Omy.
            Gue menceritakan kepada Yohan, Nathan, Ape, Aji, dan Omy tentang bagaimana perjalanan kedekatan  gue sampai akhirnya gue bisa pacaran sama Niri.  Mereka setuju-setuju saja kalau gue pacaran sama Niri hanya saja mereka mengingatkan gue kalau udah punya pacar jangan sampai lupa sama teman. “Oke, siap bro”  mana bisa gue lupain teman-teman gue Cuma gara-gara pacar. Menurut gue teman dan pacar itu sama-sama penting.
            Gue tahu kalau banyak cowok yang naksir sama Niri jadi enggak heran kalau banyak cowok-cowok yang pada iri kalau gue pacaran sama Niri, sampai-sampai gue pernah berantem gara-gara dia, lebih tepatnya sih gue dikeroyok sama mereka. heheh :( Kejadiannya waktu itu ketika gue lagi santai duduk dikelas pas lagi jam istirahat, tiba-tiba saja beberapa siswa cowok yang juga seangkatan sama gue nyamperin gue. Enggak ada hujan maupun badai, enggak ada panas maupun kepanasan, gue langsung di tonjok sama salah satu diantara mereka. Busyet!!! Gue panic banget, denyut jantung gue langsung berdegup kencang melewati batas frekuensi detak jantung orang normal, darah yang mengalir ditubuh gue semakin deras alirannya, muka gue memerah seketika.  Gue enggak tau salah gue apa sama mereka sampai-sampai gue jadi korban pengeroyokan berjamaah itu. Mereka sih bilang kalau gue enggak suka liatin mereka, kalau gue lewat didepan mereka, mereka merasa kalau gue melihat mereka dengan mata yang sinis. Emang sesinis apa sih mata gue? Sampai-sampai mereka salah paham begitu sama gue. Kurang kerjaan bin konyol dan gila banget apa yang mereka perbuat ke gue. Padahal gue tahu kalau mereka enggak suka sama gue gara-gara gue pacaran sama Niri. Gue hanya bisa diam waktu ditonjok sama mereka, gue pasrah sama keadaan waktu itu, dan  juga gue enggak ada keberanian buat bales nonjokin mereka, karena gue masih cupu, masih lugu, masih pendiam, apalagi gue termasuk siswa yang baik dan enggak banyak ulah dimata guru-guru.
            Ketika siswa-siswa kurang kerjaan yang udah nonjokin gue meninggalkan gue dan ruangan kelas tercinta gue, gue masih tetap terdiam membisu dan kaku. Rasanya ada asap yang keluar di kedua telinga gue, rambut gue pada tegak semua kayak habis kesentrum, dan kedua tanduk merah langsung memanjang yang arinya gue marah, walaupun gue ketelat marahnya tapi tetap saja gue marah. Ya, gue marah sama mereka tapi apa daya gue? Rasanya gue pingin berlari mengejar mereka dan gue tonjokin muka mereka satu persatu seperti kalau gue ngebantai musuh ketika main ps. Tapi, itu enggak mungkin terjadi, it is just my imajination, karena gue enggak berani plus gue bukan preman yang sukanya berantem, tapi gue adalah siswa yang terpelajar dan gue harus mencerminkan kalu gue benar-benar terpelajar dan terdidik. Niri menghampiri gue dikelas, gue enggak tahu berita pengeroyokan gue udah beredar sampai mana saja dan gue enggak tahu siapa yang jadi reporter mendadak yang melaporkan ada kejadian pengeroyokan di salah satu kelas SMPN 01 Idaman kota idaman gue dan korbannya adalah gue salah satu siswa yang duduk dikelas IX.F dengan alasan yang kurang jelas dan tidak masuk akal.
“Awan, gimana ceritanya kamu bisa dikeroyok sama mereka?” tanya Niri waktu itu. Gue hanya diam dan enggak menjawab pertanyaannya karena gue enggak tahu mau kasih jawaban apa sama dia. “Awan, maafin aku ya, aku tau kalau kamu dikeroyok kayak gini gara-gara aku. Maafin aku Wan.” Gue masih diam dan enggak mengeluarkan sepatah kata pun, gue hanya mandangin dia dan memberikan senyuman kecil untuknya yang artinya gue enggak apa-apa. Mungkin dia bingung melihat gue dan kasihan dengan gue, lalu dia bilang “Awan, aku enggak tega lihat kamu kayak gini, aku enggak mau kamu diganggu sama orang lain gara-gara aku. Wan, gimana kalau sementara kita breakstreet aja dulu? Biar mereka enggak ganggu kamu lagi”. Jlep!!! Sepertinya Jantung gue berhenti mempompa darah ketika dia bilang “Bereakstreet”, tapi mau bagaimana lagi kalau  itu maunya dia? Dan dia bilang itu untuk kebaikan gue, sebenarnyague enggak terlalu mempermasalahkan itu, karena keadaan akhirnya gue manut dengan apa yang Niri bilang. “Ya udah Ri, kalau itu maunya kamu, enggak apa-apa kok kalau memang kita harus breakstreet”.
            Hubungan breakstreet antara gue dan Niri berlangsung selama satu minggu. Ooh.. it’s long time for me guys. Perasaan gue sedih banget ketika backstreet. Dalam hati, maunya gue sama Niri semakin dekat supaya orang-orang tau kalau Niri sayang banget sama gue.  Ternyata, gue benar-benar enggak bisa menjauh dari Niri, gue enggak tahan dan enggak rela kalau hubungan gue ngambang kayak gitu, gue enggak mau cuma gara-gara gue dikeroyok terus hubungan gue jadi backstreet sama Niri.
            Gue berteman akrab dengan sahabat-sahabat Niri yaitu Iwik, Enty, Ana dan Ani, mereka lah tempat curhat gue kalau soal Niri. Hati gue lagi bersedih sehingga membuat fikiran gue buntu. Gue enggak tahan sama perasaan gue. Gue pernah mendengar sebuah pepatah “Mengalah untuk menang” dan gue rasa itu cocok untuk hubungan cinta gue sama Niri. Setelah gue perdalam makna dari pepatah tersebut, ternyata gue salah. Kalau mengalah terus-terusan kapan menangnya?.
            Gue sms sahabat-sahabat Niri untuk minta pendapat mereka bagaimana yang harus gue lakukan untuk menyelamatkan hubungan gue sama Niri. Enggak puas ngebaca sms mereka yang membuat gue semakin pusing, akhirnya gue mengajak mereka ketemuan. Gue menceritakan waktu gue dikeroyok dan ditonjokin sama cowok-cowok yang enggak suka kalau gue pacaran sama Niri. Setelah panjang lebar gue cerita, akhirnya mereka bisa membuat gue terbangun, ternyata mereka sangat mendukung kalau gue pacaran sama Niri. Thanks guys, you are best friends for me. ^-^
             Akhirnya setelah seminggu backstreet dan setelah mendapat pencerahan dari sahabat-sahabatnya, gue mengajak Niri untuk balikan lagi dan mengakhiri hubungan backstreet yang udah menyiksa perasaan gue. Fikiran gue terbuka lebar setelah kejadian itu. Gue berfikir “Mau menjadi orang yang dihormati atau menjadi orang yang ditakuti”. Lalu, gue bilang ke Niri “Ri, aku mau kita udahan backstreetnya”. “kamu yakin Wan? Aku masih takut kalau nanti kamu diganggu lagi sama mereka”. “Ri, aku sayang sama kamu, aku nggak mau backstreet kayak gini terus, biarin orang-orang tau tentang hubungan kita. Apapun resikonya nanti, aku harus hadapi karena aku sayang sama kamu Ri.” Gue harus membuktikan sama Niri kalau gue benar-benar sayang sama dia. Walaupun awalnya Niri masih ragu, akhirnya dia mau balikan lagi sama gue dan hubungan gue udah enggak backstreet lagi dan juga teman-teman satu angkatan semuanya tahu kalau gue pacaran sama Niri, gue enggak peduli nanti gue mau di tonjokin lagi atau di ganggu lagi dengan siswa-siswa kurang kerjaan itu lagi. Pokoknya gue sayang sama Niri, apapun akan gue lakukan demi rasa sayang gue sama dia walaupun membuat gue terluka, dan juga gue enggak mau dianggap rendah sama mereka. Gue harus tunjukin ke mereka “Ini loh Gue, AWAN”.
            Bagi gue, acara perpisahan SMP adalah perpisahan yang paling tak terlupakan dan perpisahan yang akan menjadi kenangan terindah sepanjang abad sejarah kehidupan cinta monyet gue. Gue dan teman-teman ngeband gue berencana untuk ikut berpatisipasi memeriahkan acara perpisahan angkatan kita dengan ngeband, tapi itu semuanya kita batalin karena nanti takutnya enggak efektif dan juga teman-teman yang lainnya kurang setuju, mereka lebih setuju supaya diacara perpisahan nanti siapa yang mau menyanyi silakan naik keatas panggung.
            Kenapa gue bilang kalau perpisahan SMP adalah perpisahan yang tak pernah terlupakan dan perpisahan yang akan menjadi kenangan terindah? Karena waktu perpisahan gue menyanyi berdua dengan Niri. Gue dan Niri menyayikan lagu my heart yang dipopulerkan oleh Irwansyah dan Acha Septriasa . So sweet banget deh pokoknya waktu gue dan Niri nyanyi diatas panggung yang dilihat oleh ratusan penghuni sekolah. Terlebih lagi kedua orang tua gue dan orang tua Niri lihat kita menyanyi. Gue melirikkan mata kearah dimana nyokap gue duduk, gue lihat nyokap gue senyum-senyum. Penampilan gue dan Niri semakin menambah suasana yang meriah di acara perpisahan itu.
            Gue merasa happy bercampur sedih saat perpisahan. Perasaan gue campur aduk, semenit bahagia, sejam bersedih, semenit lagi bahagia, sejam bersedih lagi. Yang membuat gue paling bahagia adalah ketika gue nyanyi sama pacar gue dan disaksikan oleh banyak orang terutama sama orang tua gue dan orang tua dia. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan setiap ada perpisahan pasti ada pertemuan lagi, dan setiap itu juga lagi-lagi tetap saja yang namanya pertemuan pasti ada perpisahan, seolah hidup ini tak pernah henti-hentinya untuk mempertemukan dan memisahkan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelmpok dengan individu, maupun kelompok dengan kelompok bahkan perpisahan dengan diri sendiri pun juga pasti ada. Seperti kata Ariel sang vocalist grup band NOAH yang dulu adalah mantan vocalist PETERPAN dalam lagunya yang “Tak Ada Yang Abadi”. Yups, betul banget kalau di dunia ini semuanya tak ada yang abadi bahkan semua keindahan pun nantinya akan memudar dan cinta juga akan menghilang.
            Gue juga nggak bisa memastikan kalau perasaan gue ke Niri akan bertahan sampai kapan, karena bisa saja  suatu hari nanti gue merasa bosan dan udah nggak care lagi sama dia dan akhirnya hubungan gue berakhir sama dia, soalnya enggak ada yang abadi di dunia ini. Tapi gue enggak berniat untuk menghilangkan perasaan gue sama dia.
            Agenda acara perpisahan di SMP gue benar-benar sangat berkesan, adik-adik kelas banyak yang berpatisipasi memeriahkan acara dengan menampilkan bakat mereka masing-masing. Ada yang menari, bermain drama, membaca puisi, dan juga bernyanyi. Gue terharu banget ketika di acara puncak perpisahan. Lagu hymne gue yang dinyanyikan oleh adik-adik kelas membuat air mata gue keluar sedikit, padahal air mata gue banyak yang membendung, tapi gue tahan supaya enggak menetes semua karena gue malu dengan teman-teman gue yang lain soalnya mereka terlihat biasa saja walaupun gue tahu mereka juga sangat bersedih. gue sangat menikmati suasana acara perpisahan sehingga banyak pesan dan kesan yang gue dapat. Ketika berjabat tangan dengan guru-guru, gue sangat terharu banget apalagi kalau ada guru yang memeluk dan mengelus kepala gue ketika gue bersalaman dengan mereka, dan ketika itu pula  gue baru merasakan dan baru tahu betapa besarnya jasa seorang guru. Meskipun dimata gue ada guru yang sangat menyebalkan, yang pelit dengan nilai, yang susah diajak kompromi, yang kalau mengajar bikin ngantuk, yang sesuka hati nyekokin materi terus-menerus sama muridnya, tapi tetap saja mereka sangat berjasa memberikan kami bekal untuk masa depan kami agar cemerlang dan bisa menjadi penerus bangsa yang mempunyai budi pekerti luhur.
            Gue berharap walaupun nanti gue dan teman-teman lainnya enggak satu sekolah lagi, kita tetap bisa main bareng, tetap bisa saling membantu, tetap bisa seru-seruan lagi dan juga gue berdo’a supaya teman-teman gue nggak jadi orang yang sombong-sombong. Gue berharap banget semoga waktu pengumuman kelulusan nanti, gue bisa lulus dengan nilai yang memuaskan supaya gue bisa melanjutkan sekolah di SMA favorite dan yang terpenting bisa satu SMA dengan Niri.
MY HEART
Cover by: Awan feat Niri

Disini kau dan aku
Terbiasa bersama
Menjalani kasih sayang
Bahagia, kau dan aku
Ini lagu paling bermakna dan paling romantis sepanjang zaman cinta monyet gue yang pernah gue nyanyikan, apalagi nyanyinya with my first love, she is Niri.
            Pernahkah, kau menguntai
            Hari paling indah
            Ku ukir nama kita berdua
            Disini, durga kita
Bila kita mencintai yang lain
Mungkinkah hati ini akan tegar
Sebisa mungkin
Tak akan pernah
Sayang ku akan hilang
           
            Setelah acara perpisahan, tak ada lagi kegiatan disekolah yang artinya  semua anak kelas IX semuanya diliburkan, karena kita telah menempuh Ujian Sekolah jadi kita udah free, kan enggak lucu juga udah selesai ujian tapi tetap sekolah dan belajar. Liburan gue paling menyedihkan. Aktivitas gue cuma mati-mati (makan tidur-makan tidur) dan itu adalah hal yang membosankan dan bodohnya gue walaupun udah tahu dan merasakan kejenuhan dari aktivitas yang hanya mati-mati selama liburan, tapi gue malah menikmati liburan gue yang super duper menyebalkan itu bukannya mencari aktivitas yang lain yang bisa merubah kebosanan gue.
            Liburan gue terasa semakin menyedihkan ketika gue ditinggal nyokap, bokap, dan kakak gue pergi ke kota Palembang sedangkan gue ditinggal sendirian dirumah. Bukan, mereka pergi ke Palembang bukan untuk berlibur melainkan untuk cek kesehatan bokap  gue. Ternyata bokap gue divonis penyakit batu ginjal oleh dokter, dan harus dioperasi. Malam itu, tante gue yang juga ikut ke Palembang menelpon gue dan memberitahu gue kalau bokap harus dioperasi. Gue enggak bisa bilang apa-apa dan enggak tahu harus berbuat apa. Yang Cuma gue bisa lakuin adalah terus berdo’a kepadaNya supaya operasi bokap gue berjalan dengan lancar, dan semoga bokap gue diberikan kesehatan, karena kesehatan adalah sesuatu yang tak ternilai harganya.
            Kalau bisa, gue saja yang sakit jangan orang tua gue. Gue paling sedih kalau melihat orang tua gue sakit. Belum lama bokap gue habis dioperasi dan keadaannya belum stabil, nyokap gue harus di kemoterapi. Kali ini, gue mau ikut mengantar nyokap gue kerumah sakit untuk kemoterapi. Gue nggak tahu pasti penyakit nyokap gue apa, katanya sih penyakit wanita. Setau gue ketika nyokap  menjalani kemoterapy, perut nyokap gue kayakdi laser.
            Hari pengumuman kelulusan, gue tegang banget, gue takut banget kalau gue nggak lulus, soalnya gue mendengar kalau tahun angkatan kami nggak lulus 100 %. Entah itu benar atau tidak, gue berdo’a semoga itu nggak benar, semoga angkatan tahun kami lulus 100% karena kami masuk di SMP ini sama-sama jadi kami harus keluar dari SMP ini pun juga harus sama-sama tanpa ada pengecualian. Jujur dari dalam hati gue, gue adalah salah satu orang dari berjuta-juta orang di Negara Indonesia ini yang tidak setuju dengan diadakannya Ujian Nasional. Menurut gue, kelulusan tidak harus di tentukan dengan mengikuti Ujian Nasional. Lagian juga, yang tahu tingkah laku kita sehari-hari, kemampuan kita, dan juga prestasi kita adalah pihak sekolah bukan nilai ujian nasional. Ooh.. mungkinkah ada yang salah dengan system pendidikan di Indonesia???.
            Amplop kelulusan sudah ada ditangan kepala sekolah kami. masa depanku hanya ditentukan 3 hari selama 3 tahun aku sekolah, ini benar-benar nggak fare. Tapi sudahlah, ini sudah menjadi takdir kami sebagai siswa. A. Nama kami dipanggil satu persatu untuk menerima amplop kelulusan, dari kelas IXA sampai kelas IXG. Ketika semua siswa-siswi kelas IXD telah dipanggil semua, tapi tidak untuk Niri. Ketika giliran nama gue dipanggil, gue langsung membuka amplop itu, dan Alhamdulillah, gue di nyatakan LULUS.
            Gue bahagia banget bisa LULUS, tapi tiba-tiba gue menjadi Awan yang mendung dan tak bergairah lagi dengan kebahagiaan gue. “Awan, langsung pulang saja ya, jangan pergi kemana-kemana. Tolong nanti kamu antar Niri pulang” kata pak Erwan. Gue benar-benar bingung, bukan Cuma pak Erwan saja yang mengatakan seperti itu dengan gue, tapi guru-guru yang lain pun juga. Firasat gue benar-benar nggak enak banget hari itu. Gue memilih untuk menunggu Niri di gerbang sekolah, gue duduk sendirian disana, gue masih memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dengan Niri.
            Niri dan teman-temannya berhenti dihadapan gue, gue langsung berdiri dan menatap Niri. Enti, Iwik, Ana dan Ani membuka amplop Niri. Mereka saling memandang satu sama lain dengan wajah yang kusut. “Gue nggak lulus ya?? Iya kan?? Gue nggak lulus??” Niri menatap gue dan teman-temannya dengan mata berkaca-kaca. Enti, Iwik, Ana dan Ani langsung memeluk Niri, amplop kelulusan yang dipegang oleh Enti lepas dari gengamannya dan tangan gue segera mengambilnya. “Niri TIDAK LULUS”.Gue langsung terduduk, ingin rasanya gue memeluk Niri, gue enggak tega banget lihat Niri. “Wan, biar kita aja yang ngantarin Niri pulang, lo pulang aja duluan” kata Iwik.
            Gue merasa bersalah sama Niri, gue takut orang tuanya marah dan bilang kalau Niri tidak lulus karena gue. Sebelum Niri pacaran dengan gue, Niri sering sekali mendapatkan juara kelas dan ia salah satu murid teladan disekolah gue. Untunglah menteri pendidikann masih menyediakan paket A yang cuma beda tanggal nya aja dengan kelulusan gue waktu itu  untuk siswa-siswi yang belum lulus Ujian Nasional. Gue selalu support Niri supaya ia tidak putus asa, gue selalu menemani dia ke sekolah untuk ikut ujian ulang. Gue yakin kali ini Niri pasti lulus.
            Benarkan??? Seperti yang gue bilang diawal, ada yang salah dengan sistem pendidikan di Indonesia. Di satu sisi gue senang Niri bisa lulus dengan adanya ujian ulang tersebut, tapi di sisi lain gue tidak terima kalau hasil akhir nilai ujiannya nyaris sempurna semuanya. Kalau seperti itu, mending gue milih untuk tidak lulus kemudian aja. gue bisa ujian lagi dan nilai gue bisa tinggi, alhasil gue bisa masuk SMA faforit. Katanya nih, ijazah yang luus ujian nasional dan ijazah yang lulus ujian nasional ulang itu berbeda, tapi toh kenyataannya sama saja. Mendingan tidak usah sekalian ada ujian nasional kan?? Ujian nasional hanya menambah dosa saja, menjadikan semua orang di instansi pendidikan melakukan kecurangan, tidak jujur dan lain sebagainya.. guru menjadi tak berguna lagi karena adanya ujian nasional walaupun mereka mempunyai julukan “Pahlawan tanpa tanda jasa”. Mengapa??? Karena kunci jawaban dari soal-soal ujian nasional semuanya bisa dibeli, dan pelajaran-pelajaran selama kurang lebih 3 tahun di SMP yang diajarkan oleh guru tidak lagi menjadi bekal ketika ujian melainkan handphone lah yang menjadi bekal ketika ujian berlangsung karena kunci jawaban disebarkan melalui handphone, kita sebagai siswa tak perlu lagi pusing berfikir untuk memecahkan soal-soal karena kita telah memiliki kunci jawaban dari paket A-D. apakah final untuk bisa dikatakan lulus dari sekolah harus dengan ujian nasional??? Menurut gue tidak!!!!
           
                                      


  cerita diAtas berdasarkan 

  • berdasarkan fakta gue
  • pengalama
  • mengunakan nama samaran dari toko aslinya

           




Komentar

  1. Yeahh keren ;-) tapi kenapa harus NB nya itu tulisanya dilurusin menjadi orang sedikit kebingungan untuk membaca :-/ . kembangkan terus menulisnya :) siapa tau bisa menjadi seorang penulis :)

    BalasHapus
  2. Skrg jd orang terkenal ya bram..good

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Dan Lirik Bram Dermawan - Sepiku ( Official Kunci Gitar )

kunci gitar dan lirik Bram Dermawan - PDKT

Kunci Gitar dan lirik Bram Dermawan - Terpuruk